Senin, 11 November 2013

MATAKULIAH: METODOLOGI STUDI ISLAM



MATAKULIAH: METODOLOGI STUDI ISLAM
(Asep, W. M. Ag)

A. DISKRIPSI ARAH MATA KULIAH
Sebagai bidang kajian yang menyentuh ranah ilmiah, Islamic Studies meniscayakan bekerja dengan seperangkat data-data teks keagamaan, ritualitas keagamaan maupun makna-makna keagamaan, baik yang melekat dalam perilaku masyarakat maupun individu muslim. Atas dasar itu, ia membutuhkan bantuan metodologis yang mengharuskan para pengkaji memperhatikan secara saksama tentang apa yang dimaksud dengan Religion Studies ”studi keagamaan” dan Religious Studies “studi keberagamaan” dalam masyarakat muslim. Sebab kaitannya untuk memperoleh laporan secara akurat dan objektif tentang makna teks keagamaan, fenomena dan tradisi keberagamaan tersebut, sesungguhnya ia tidak hadir sebagaimana adanya, melainkan ia harus digali oleh para pengkaji tertentu yang mendekati kajiannya dari pangkal kajian tertentu pula.
Mereka telah membawa sejumlah asumsi tentang pokok persoalan yang mereka kaji dengan seperangkat kerangka metodologis yang relevan untuk memperoleh dan memahami informasi tersebut.  Oleh karena itu pembaca yang cerdas adalah pembaca yang acapkali mempelajari dan mendalami ruang lingkup para pengkaji tersebut sebanding dengan bagaimana para pengkaji itu mempelajari materi-materi yang dikajinya. Dengan kata lain pembaca yang senantiasa melibatkan dua objek sekaligus, yaitu objek materialnya (sasaran telaahnya) maupun objek formalnya (cara telaahnya) .
Mata kuliah ini sengaja mengenalkan kepada para pengkaji Islam (para sarjana) dengan ragam pendekatannya. Dengan kata lain bermaksud menawarkan berbagai pilihan kacamata intelektual bagi para pembacanya, untuk memandang, memahami dan mendalami hakikat Islam itu sendiri. Dengan demikian setiap sasaran telaah tertentu (objek material) yang didekati dengan cara pandang (objek formal) tertentu, akan menghasilkan pandangan keagamaan yang berbeda pula. Di antara pendekatan itu antara lain ada yang menggunakan pendekatan filologis, sosiologis, antropologis, fenomenologis, filosofis, psikologis, feminis, dan teologis. Seluruh pendekatan yang disodorkan dalam tema di atas berupaya dengan caranya sendiri untuk memetakan pandangannya terhadap hakikat Islam.
Seluruh pendekatan yang diuraikan dalam pendekatan ini, selain pendekatan teologis pada hakikatnya adalah pendekatan dari luar (outsider approaches). Dengan kata lain berbagai pendekatan selain pendekatan teologis tidaklah mengasumsikan adanya komitmen religious sebagai bagian dari pengkaji, sementara pendekatan tersebut bisa digunakan oleh orang-orang religius maupun non religius. Sedangkan tantangan peneliti dari dalam (insider) akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan peneliti dari luar (outsider), bentuk tantangan riil dari insider ialah adanya komitmen dan simpatisasi relegius yang telah mengakar kuat dalam emosi keagamaannya. Atas dasar itu Ninian Smart menganjurkan menggunakan “agnotisisme metodologis” dalam studi agama. Dengan kata lain studi yang sengaja melepaskan komitmen maupun keyakinan tentang benar maupun salahnya dunia keagamaannya sendiri  sebelum agama tersebut dilakukan proses telaah. Tujuan Smart membangun kerangka epistemologis semacam itu adalah dalam rangka membangun kesadaran para peneliti dan penstudi agama memiliki keterbukaan pemikiran (open mind). Pemikiran yang lintas, yaitu pemikiran yang tidak berpihak secara subjektif terhadap kelebihan-kelebihan atau keunggulan agama yang dimilikinya.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memposisikan dirinya, yaitu sebagai ilmuwan, agamawan atau mewakili keduanya.
2. Mahasiswa memiliki kesadaran ilmiah yang tinggi yang diwujudkan melalui cara telaahnya yang kritis-objektif dalam berbagai hal. Mampu melakukan pembacaan dan pengindraan epistemologis dengan seperangkat tawaran kacamata intelektual yang relevan.
3. Mahasiswa memiliki khazanah intelektual dengan seperangkat pendekatannya serta mampu menggunakannya sesuai dengan pilihan kacamata intelektual yang relevan.

C. MODEL PERKULIAHAN
1. Seminar kelas sesuai dengan tema yang ditentukan
2. Seminar dipimpin oleh mahasiswa yang mendapatkan giliran presentasi dan dibuka kesempatan dialog dalam forum secara terbuka dan bebas.
3. Makalah diserahkan 4 hari sebelum dipresentasikan di kelas.

D. EVALUASI DAN PENILAIAN
1. Keaktifan kehadiran minimal 75% dari waktu tatap muka yang disediakan.
2. Keaktifan dalam kelas maupun keterlibatan untuk memberikan penajaman gagasan yang relevan dengan tema kajian yang sedang dibincangkan
3. Nilai akhir studi didasarkan pada kualitas atau bobot makalah, keaktifan dan keterlibatan diskusi, presensi perkuliahan, ujian dan hasil final makalah sesuai dengan masukan-masukan pertimbangan dalam kelas.

E. REFERENSI:
Richard C. Martin, Approaches To Islam in Relegious Studies (Tucson: The University of Arizona Press, 1985).
Issa J. Boullata, Trends and Issues in Contemporery Arab Thought (New York: State University of New York Press, 1990).
Brian Morris, Anthropological Studies of Religion An Introductory Text (New York: Cambridge University Press, 1989).
Nasr Hamid Abu Zaid, Naqdu al-Khithab al-Diniy (al-Qahirah: Sina li al-Nasyr, 1994).
Helman Latief, Kritik Teks Keagamaan (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2003).
Achmad Syarqowi Isma’il, Rekonstruksi Konsep Wahyu Muhammad Syahrur (Yogyakarta: eLSAQ, 2003).
Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama. Terj. Imam Khairi (Yogyakarta: LKiS, 1999).
Muhammad Abed Al-Jabiri, Post Tradisionalisme Islam. Terj Ahmad Baso ( Yogyakarta:” LKiS,2000).
Muhammad Shahrur, Metodologi Fiqh Islam Kontemporer. Terj Shahiron Syamsuddin dkk. (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004).
Hassan Hanafi, Oposisi Pasca Tradisi. Terj Khoiron Nadhiyyin (Yogyakarta: Syarikat Indonesia, 2003).
Nur Khalik Ridwan, Agama Borjuis: Kritik Atas Nalar Islam Murni (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2004).
Erni Budiwanti, Islam Sasak: Wetu Telu Versus Waktu Lima (Yogyakarta:LKiS,2000).
Nuruddin dkk., Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger (Yogyakarta: LKiS,2003).
Irwan Abdullah dkk., Agama dan Kearifan Lokal: Dalam Tantangan Global (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM,2008).
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius IKAPI, 1995).
Roibin, Sosiologi Hukum Islam: Telaah Sosio-Historis Penikiran Hukum Islam Imam Syafi’i (Malang: UIN Press, 2008).
William C. Chittick, Hermeneutika Al-Qur’an Ibnu al-‘Arabi: The Sufi Path of Knowledge. Terj. Ahmad Nidjam dkk. (Yogyakarta: Penerbit Qalam,2001).
Sakiko Murata, The Tao of Islam

TEMA SEMINAR KELAS
MATA KULIAH METODOLOGI STUDI ISLAM

I. PENDEKATAN FILOLOGIS
A. Konstruksi Wahyu dalam Perspektif Muhammad Syahrur
B. Mencermati Model Pembacaan Teks al-Qur’an dan Kritik Wacana Keagamaan Nasr Hamid Abu Zaid.
C. Telaah Metodologi Sastra John Wansbrough dan Andrew  Rippin terhadap al-Qur’an, Tafsir, dan Sirah .
D. Pembacaan Kontemporer Atas Tradisi Islam: Metodologi dan Implementasi
   
II. PENDEKATAN SOSIOLOGIS
A. Beberapa Faktor Sosio-historis yang Melatarbelakangi Munculnya Perubahan dari Qaul Kadim ke Qaul Jadid Imam Syafi’i.
B. Aspek Sosiologis dalam pembaruan pemikiran Hukum Islam Indonesia
C. Proses Institusionalisasi Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat Tengger di tengah agama-agama. Hasil Kajian empiric Tutik Sulistyowati.
D. Fenomena Pembagian Waris dalam Islam: Tarik Menarik antara Dua kubu Normatif dan Sosiologis.

III. PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
A. Mitos Sembilan Sayur Lodeh Penangkal Pagebluk (Studi Mitologi Bencana di Yogyakarta, Jateng).
B. Islam di Tengah tradisi Mitis dan Adat Istiadat Masyarakat Jawa.
C. Islam Sasak: Wetu Telu Versus Waktu Lima.

IV. PENDEKATAN FILOSOFIS
A. Model Analisis Hermeneutika Henry Corbin.
B. Model Pendekatan Islam Fazlur Rahman: Problem insider dan outsider approaches.
C. Integrasi Sains dan Agama: Model dan Metodologi.

V. PENDEKATAN FENOMENOLOGIS
A. Makna Tradisi Berkah Mauludan dalam Ritual Islam Lokal Kejawen: Antara Ajaran dan Adat Istiadat.
B. Islam dan Tradisi Ziarah Kubur: Perspektif Para Peziarah Muslim Jawa.   

VI. PENDEKATAN FEMINIS
A.    Kepemimpinan Wanita dalam al-Qur’an, Sunah, dan  Kitab Kuning Perspektif Feminis.
B.    Wanita di Tengah Arus Kemodernan dalam Perspektif Feminis Sakiko Murata. 

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar