Kemunculan Firqoh(kelompok) Rofidhoh dimulai
ketika munculnya seorang Yahudi dari yaman bernama Abdullah bin Saba’yang
berpura2 masuk islam dan berpura2 mencintai Ahlul bait Nabi Sallalahu Alaihi
Wasallam, bersikap berlebihan terhadap Ali bin Abi Tolib Rodhiallahu Anhu,
mendakwakan bahwa Nabi telah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Tolib untuk menjadi
khalifah setelah wafatnya nabi lalu menganggapnya sebagai Tuhan, hal ini diakui
oleh buku2 syiah.
Dalam buku Al Maqolat wal Firoq hal 10-21 : Al
Qummi mengakui keberadannya dan menganggap ibnu saba’ sebagai orang pertama yang
mengatakan bahwa nabi telah mewasiatkan kepada Ali untuk menjadi imam , bahwa
Ali akan kembali lagi ke dunia setelah wafat, dan orang pertama yang memulai
mencela dan memaki Abu Bakar, Umar, Utsman dan seluruh sahabat nabi. Hal ini
seperti dikemukakan Naubakhti dalam bukunya Firoqusyi’ah hal 19-20. Al Kisyi
juga mengemukakan hal yang sama dalam bukunya Rijalul Kisyi hal 106-108.
pengakuan adalah bukti yang terkuat dan mereka adalah pemuka ulama
rofidhoh.
Sebab penamaan mereka dengan Syi’ah Itsna
asyriyyah.(dua belas)
Dari 12 imam yang dianggap imam oleh Rofidhoh sbb:
Dari 12 imam yang dianggap imam oleh Rofidhoh sbb:
|
Mereka menyangka bahwa Imam mahdi tersebut telah menghilang di sebuah
lobang di rumah ayahnya di Samurra’ di Irak dan tidak pernah keluar lagi.
Terjadi perselisihan mengenai waktu menghilangnya mahdi tersebut. Ada yang
berpendapat dia berumur 4 tahun saat menghilang, ada yang berpendapat bahwa
diamenghilang umur 8 tahun. Tetapi kebanyakan peneliti dan ulama berpendapat
bahwa imam ke dua belas tersebut meamng tidak pernah ada, hanya merupakan
karangan orang syi’ah saja.
Sebab Penamaan mereka sebagai Rofidhi
Kata Rofdh secara bahasa memiliki makna menolak.[1]
Rafidhoh secara istilah bermakna: sebuah firqoh(kelompok) yang menyatakan diri mendukung dan cinta ahlul bait nabi Sallalahu Alaihi Wasallam dengan memusuhi Abu Bakar dan Umar serta para sahabat kecuali beberapa orang, mengkafirkan mereka dan mencela/memaki para sahabat.
Kata Rofdh secara bahasa memiliki makna menolak.[1]
Rafidhoh secara istilah bermakna: sebuah firqoh(kelompok) yang menyatakan diri mendukung dan cinta ahlul bait nabi Sallalahu Alaihi Wasallam dengan memusuhi Abu Bakar dan Umar serta para sahabat kecuali beberapa orang, mengkafirkan mereka dan mencela/memaki para sahabat.
Imam Ahmad bin Hambal
berkata Rofidhoh adalah mereka yang memusuhi sahabat nabi Sallalahu Alaihi
Wasallam, yang memaki2 dan menghina mereka.[2] Abdullah
bin Ahmad berkata : "aku bertanya kepada ayahku tentang Rofidhoh maka
dia menjawab bahwa mereka adalah yang memaki Abu Bakar dan
Umar."[3]
Imam Abu Qosim Attaimiy
yang dijuluki dengan pembela sunnah tentang Rofidhoh: "mereka adalah yang memaki Abubakar dan Umar
Rodhiyallahu Anhuma, semoga Allah meridhoi mereka berdua dan para pecinta mereka
berdua."[4]
Tidak ada kelompok lain selain Rofidhoh yang mencela Abu Bakar dan Umar, ini adalah karena besarnya kehinaan mereka, semoga mereka dimusuhi Allah.
Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Hanya Rofidhoh yang memusuhi dan melaknat Abu Bakar dan Umar, tidak ada selain mereka yang membenci kedua sahabat tersebut."[5]
Tidak ada kelompok lain selain Rofidhoh yang mencela Abu Bakar dan Umar, ini adalah karena besarnya kehinaan mereka, semoga mereka dimusuhi Allah.
Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Hanya Rofidhoh yang memusuhi dan melaknat Abu Bakar dan Umar, tidak ada selain mereka yang membenci kedua sahabat tersebut."[5]
Dalam literatur Rafidhoh
telah dijelaskan bahwa cinta kepada Abubakar dan Umar adalah batasan yang
membedakan mereka dengan kelompok lain yang mereka sebut sebagai Nawasib. Darrazi
meriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Musa: "Aku menulis surat kepada Ali bin Muhammad Alaihissalam[6]
tentang Nasibi apakah perlu untuk mengujinya/mengetahuinya
dengan lebih jauh dari sekedar mendahulukan Jibt dan Toghut[7]
(daripada Ali) dan meyakini bahwa mereka berdua adalah Imam? Maka beliau
menjawab bahwa siapa saja yang begitu berarti
nasibi."[8]
Sementara itu kebanyakan
ilmuwan berpendapat bahwa sebab mereka disebut Rofidhoh adalah karena mereka
menolak Zaid bin Ali dan keluar dari tentaranya setelah sebelumnya mereka adalah
tentara Zaid bin Ali saat beliau memberontak kepada Khalifha Hisyam bin Abdul
Malik tahun 121 H setelah mereka mengumumkan permusuhan terhadap Abubakar dan
Umar lalu dilarang oleh Zaid.
Abul Hasan Al Asy’ari
berkata : Zaid bin Ali berpendapat bahwa Ali adalah sahabat yang paling utama
dan berpendapat boleh memberontak kepada pemerintahan yang zolim serta mencintai
Abubakar dan Umar. Setelah muncul orang yang memaki abubakar dan Umar di
kalangan tentaranya maka dia memarahi mereka. Lalu sebagian tentaranya menolak
perkataan Zaid dan memisahkan diri dari kelompoknya lalu Zaid berkata:
"Kalian telah menolakku (rofadhtumuunii)", maka dikatakan bahwa mereka disebut sebagai
Rofidhoh karena perkataan zaid di atas.[9]
Qowamussunah[10], Arrozi[11], Syihristani[12], Ibnu Taymiyyah[13] juga berpendapat demikian. Sementara itu
Abul Hasan Al Asy’ari memiliki pendapat lain, yaitu mereka diseut rofidhoh
karena menolak kepemimpinan Abubakar dan Umar.[14]
Kaum Rofidhoh sangat tidak
senang dengan sebutan ini dan berpendapat bahwa julukan ini (rofidhoh) adalah
sebutan yang berasal dari musuh mereka. Muhsin Al Amin berkata “Rofidhoh adalah
ejekan kepada mereka yang mengutamakan Ali bin Abi Tolib dalam khilafah dan
kebanyakan digunakan untuk ejekan”.[15]
Oleh karena itu mereka
menyebut diri mereka sebagai syi’ah dan dikenal luas dengan sebutan ini, serta
memebuat beberapa cendikiawan tepengaruh dan menyebut mereka dengan sebutan
syi’ah. Pada hakekatnya istilah syi’ah sendiri bermaknan umum yaitu mereka yang
membela atau masuk dalam golongan seseorang. Memang Mereka secara nampak masuk
dalam golongan Ali bin Abi Tolib tapi mereka menolak kepemimipinan Abubakar dan
Umar serta menolak kebenaran maka mereka sebenarnya adalah rofidhoh, dan inilah
sebutan yang harus kita gunakan untuk menyebut mereka.
[1] Qamus AL Muhith, Fairuz Abadi
2/332, Maqayiis Allughoh, Ibnu Faris 2/422.
[2] Tobaqot AL Hanabilah Ibn Abi
Ya’la 1/33
[3] Riwayat Al Khollal dalam
kitab Assunnah no 777 dengan sanad sohih menurut peneliti kitab
tsb.
[4] Al Hujjah fi bayan Al
mahajjah 2/478
[5] Majmu’ Fatawa
4/435
[6] Abul Hasan Ali AlHadi bin
Muhamad Al Jawad salah seorang Imam Syi’ah.
[7] Yang dimaksud adalah Abubakar
dan Umar. Disebutkan dalam tafsir Al Ayyasyi 1/246 dalam keterangan surat
Annisa’ ayat 51.
Annisa’ ayat 51.
[8] Al Mahasin Anifsaniyyah
karangan Muhamad AL Asfur Addarrozi hal. 145.
[9] Maqolatul Islamiyiin
1/137
[10] Alhujjah fi bayanil mahajjah.
2/478
[11] I’tiqod Firoqul Muslimin wal
Musyrikin. Hal. 52.
[12] AL Milal wannihal
1/155
[13] Minhajussunnah 1/8 Majmu’
Fatawa 13/36.
[14] Maqolatul Islamiyin
1/89
[15] A’yanu Syi’ah
1/20
0 komentar:
Posting Komentar