POTRET
PENELITIAN DI PTAI: HARAPAN DAN KENYATAAN
Penelitian dalam dunia perguruan tinggi merupakan
bagian yang sangat penting dan vital, karena ia mempunyai
muatan akademis dan pengabdian kepada masyarakat.
Melalui penelitian, problem yang sedang dihadapi oleh
masyarakat bisa ikut dipecahkan. Sedangkan secara
akademik, penelitian merupakan bagian dari pengembangan
keilmuan. Sehingga sebuah perguruan tinggi tanpa adanya
aktifitas penelitian, maka patut dipertanyakan keberadaanya.
Sebelum membahas problem penellitian di PTAI mari
kita bahas lebih dahulu apa tujuan didirikannya PTAI.
Ada
pertanyaan filosofis untuk mengkritisi keberadaan
perguruan tinggi agama Islam dewasa ini. Apa sebetulnya
tujuan didirikannya PTAI, apakah hanya sekedar menampung
mahasiswa atau hanya sekedar memberi pekerjaan pada
dosen. Jawaban ini bisa kita peroleh melalui PP no
60 tahun 1999 bab II pasal 2 bahwa Perguruan Tinggi
amatlah strategis setidaknya hal ini sebagaimana terefleksi
dalam esensi tujuan pendidikan tinggi pertama, menyiapkan
peserta didik agar menjadi anggota anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya ilmu
pengetahuan dan kesenian. Kedua, Mengembangkan dan
menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan Nasional.
Tujuan
sebagaimana tersebut di atas, sesuai dengan sasaran
sebagaimana yang akan dicapai oleh PTAI, antara lain
pertama, menghasilkan lulusan yang bermutu, berguna
bagi masyarakat di bidang ilmu agama Islam, dan kedua
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu agama dan kebudayaan
Islam demi kemaslahatan masyarakat. Kalau dilihat
dari sini, maka dalam konteks mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu agama, peran penelitian sangatlah dominan. Sedangkan
bagi kemaslahatan masyarakat bisa diterjemahkan sebagai
tugas pengabdian masyarakat (PPM). Jadi muara dari
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak
lain adalah masyarakat itu sendiri.
Ukuran
Keberhasilan Penelitian di PTAI
Berdasarkan
urian di atas, kalau kita ingin lebih fokus lagi,
lalu apa sebetulnya yang menjadi tujuan penelitian
di PTAI?. Tujuan penelitian di PTAI antara lain berupaya
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu agama dan kebudayaan
Islam bagi kemaslahatan masyarakat. Untuk dapat mengetahui
bahwa suatu penelitian di PTAI dikatakan berhasil
atau tidak, maka diperlukan standar atau ada ukuran-ukuran
yang ditetapkan, yakni dengan melihat beberapa indikator
sebagai berikut antara lain; Pertama, apabila hasil
penelitian tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam memecahkan persoalan yang sedang mereka hadapi.
Karena hasil penelitian itu esensinya memang diarahkan
untuk memecahkan problem yang sedang dialami masyarakat,
sehingga ukuran keberhasilannya adalah sejauhmana
penelitian tersebut diapresiasi oleh masyarakat, yaitu
digunakan atau tidak. Seringkali yang terjadi bahwa
hasil penilitian hanya sebagai penghias perpustakaan,
diletakkan diatas rak dan tidak pernah dibaca oleh
mayarakat. Ini berarti mubadzir (useless). Ukuran
keberhasilan penelitian yang Kedua, apabila hasil
penelitian dapat dimanfaatkan oleh para ilmuan, karena
diakui merupakan sumbangan yang berarti bagi pengembangan
ilmu agama dan kebudayaan Islam. Jadi ukuran keberhasilan
penelitian di PTAI berpijak pada dua pengakuan, yakni
dari masyarakat luas, dan dari kalangan akademisi
itu sendiri, yakni sesama peneliti diakui sebagai
temuan yang valid, baru dan tajam.
Kondisi
ideal di atas kalau di- cross check-an dengan keadaan
riil yang ada, maka ada beberapa kendala yang secara
umum menjadi persoalan penelitian di PTAI antara lain,
pertama, hasil penelitian kurang banyak dimanfaatkan
masyarakat dan berulang-ulang, sehingga tidak ada
kemajuan yang berarti. Kedua penelitian yang ada masih
banyak didominasi corak penelitian yang bersifat literatur
dan normatif, kurang bersifat empirik-realistis. Meminjam
istilahnya Prof. Dr. Qodri Azizy, M.A masih "ngawang-ngawang",
sehingga kurang relevan dengan persoalan aktual yang
sedang dihadapi oleh masyarakat. Ketika masyarakat
Islam sedang mendapati tuduhan Islam garis keras,
penelitian yang dilakukan justru mengangkat isu-isu
tentang sastra Arab atau berdebat tentang pemikiran
mu'tazilah, dan lain sebagainya. Ketiga, masih minimnya
SDM yang bagus dan kurangnya perhatian pimpinan PTAI
yang bersangkutan akan persoalan penelitian. Keempat
kemampuan dosen untuk melakukan penelitian juga masih
rendah. Padahal dosen ketika mengajar seharusnya berdasarkan
hasil telaah atau penelitian yang mereka lakukan.
Kalau dosen hanya mentransfer pemikiran dari buku,
maka ini tidak jauh beda dengan guru madrasah Aliyah.
Profil dosen semacam itu seringkali menjadikan dirinya
sebagai "sumber ilmu", ia tidak mau menerima
kritik dan perkembangan keilmuan. Kelima, rendahnya
budaya untuk meneliti, sehingga kualitas skripsi dan
thesis juga memprihatinkan. Keenam, kurangnya kerjasama
di bidang penelitian dengan lembaga lain. Dan yang
terakhir adalah belum terintegrasinya kegiatan PPM
dengan penelitian, jadi masing-masing masih terpisah.
Pengabdian masyarakat mestinya merupakan pengembangan
dari hasil penelitian, tidak sekedar KKN yang hanya
latihan khutbah, dan membangun fisik desa.
Penyebab
Rendahnya Mutu Penelitian
Ada
beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu (trigger)
yang akan mempengaruhi rendahnya mutu hasil penelitian
di PTAI antara lain;
- Kurangnya perhatian pimpinan PTAI akan persoalan penelitian. Keadaan ini ditunjang dengan lemahnya kemampuan peneliti (SDM) itu sendiri. Jadi, meskipun, perhatian pimpinan sudah bagus, kalau kualitas penelitinya jelek, akan sama saja.
- Relevansi penelitian dengan kebutuhan masyarakat tidak banyak nyambung. Kalau penelitian yang dilakukan tidak bisa memberikan kontribusi kepada problem di masyarakat, maka ia tidak akan dipakai.
- Fasilitas untuk kegiatan penelitian yang memadai, meliputi (komputer, internet, literatur dan fasilitas penunjang lainnya).
- Tersedianya dana penelitian (sponsor, intern).
- Budaya meneliti (ilmiah) di kampus.
Untuk
dapat dikatakan dapat memenuhi kriteria sebagai peneliti
yang mempunyai kompetensi yang memadai, ada beberapa
skill yang harus dipenuhi antara lain: Pertama, kemampuan
mengaitkan topik dengan kebutuhan aktual di masyarakat.
Ini sangat penting, karena suatu penelitian biasanya
didanai karena faktor ini, yakni "kejelian"
untuk merespon dan mengemas isu-isu aktual ke dalam
proposal penelitian. Kedua, penguasaan persoalan penelitian
yang akan diteliti. Jangan sekali-kali meneliti yang
muluk-muluk tapi, hasilnya anti-klimaks, yakni tidak
selesai atau hasilnya itu-itu saja. Telitilah persoalan
yang anda kuasai. Ketiga, penguasaan metodologi yang
tepat. Metodologi ini ibarat alat, orang yang tidak
mempunyai perspektif banyak akan metodologi penelitian,
maka akan "kering" hasil penelitiannya,
bahkan bisa salah. Seorang peneliti harus tahu banyak
rumus dan pengetahuan yang luas sehingga dapat melakukan
analisis yang tajam dan mendalam. Keempat, adanya
komitmen dan integritas keilmuan. Integrtitas berartri
ia berusaha jujur, yang benar dikatakan benar, begitupula
sebaliknya. Banyak kasus penelitian yang dilakukan
hanya dengan responden dan data yang imajiner. Sebagai
peneliti yang mempunyai integritas, maka keadaan ini
jelas tidak mungkin untuk dilakukan. Kelima, kemampuan
menulis proposal yang jelas dan meyakinkan. Ini berkaitan
dengan kemampuan untuk menangkap "selera"
terhadap sponsor yang dituju. Keenam, mampu menulis
laporan dengan jelas dan meyakinkan. Kuncinya adalah
laporan disusun dengan baik, relevan dengan masalah
yang diangkat, tidak "mbulet" dan proporsional.
Dan terakhir mampu mencari sponsor, begitupula mampu
menjual proposal ke sponsor. Keduanya memerlukan keahlian
tersendiri. Kelemahan-kelemahan sebagaimana tersebut
di atas, merupakan kondisi yang tidak ideal, dan seharusnya
dihindari oleh PTAI.
Upaya
pengembangan; Peran Pemerintah
Kegiatan
penelitian di PTAI oleh Direktorat Perguruan Tinggi
Agama Islam diarahkan untuk menghasilkan hasil penelitian
yang bermutu secara ilmiah dan dapat memberikan sumbangan
pada pemecahan masalah aktual di masyarakat atau kebudayaan
Islam. Karena bersifat pengembangan, maka biasanya
didasarkan atas apa yang telah diketahui oleh orang
banyak, yang mengalami tambahan dan perbaikan. Jadi
sesuatu yang sudah diketahui, maka tidak perlu untuk
diteliti, karena esensi penelitian adalah searching
to the unknown, memecahkan persoalan yang belum diketahui.
Untuk itu ada beberapa program yang disusun untuk
mendongkrak minat penilitian di PTAI. Program tersebut,
antara lain dengan pemberian intensif pada hasil penelitian
yang baik (seperti, penghargaan, award untuk hasil
penelitian terbaik (dosen/mahasiswa), award untuk
skripsi/thesis terbaik, award untuk artikel penelitian
terbaik di jurnal ilmiah terakreditasi (dosen/mahasiswa),
Pemberian dana penelitian secara kompetitif (dengan
topik yang diarahkan untuk pemecahan masyarakat).
Pelatihan peningkatan kompetensi dosen dalam penelitian.
Peningkatan perhatian pimpinan terhadap penelitian
yang bermutu.
Disamping
itu untuk meningkatkan citra penelitian di PTAI, mak
perlu adanya peningkatan relevansi topik penelitian
dengan persoalan aktual yang sedang dihadapi oleh
masyarakat. Jadi penelitian yang dilakukan harus dapat
ikut memberikan kontrubusi dan menjadi problem solving
terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Peningkatan
kegiatan pengabdian masyarakat dengan menerapkan hasil
penelitian. Adanya koordinasi kegiatan pusat penelitian
di PTAI seperti Jarlit atau jaringan penelitian, namun
kegiatannya harus merefleksikan komunikasi pengembangan
penelitian, tidak sekedar kumpul-kumpul. Pemberian
insentif bagi PTAI yang berprestasi di bidang penelitian
(dengan penambahan DIP misalnya). Adanya peningkatan
kompetensi dosen dalam melakukan penelitian dengan
(pelatihan di PTAI, penerbitan panduan di bidang penelitian,
penggalakan seminar hasil penelitian di PTAI), adanya
peningkatan perhatian pimpinan pada penelitian yang
bermutu.
Penutup
Pemberian
hadiah dan penghargaan, merupakan salah satu ikhtiyar
atau usaha untuk merangsang dan mempengaruhi PTAI
supaya mereka dapat menghasilkan karya-karya yang
bermutu. Jadi ukuran keberhasilanya adalah menghasilkan
karya yang bermutu. Sedangkan pemeberian award dimaksudkan
agar mereka giat dan terpacu dalam melakukan penelitian
0 komentar:
Posting Komentar