Materi Pertemuan 1
Matakuliah : ISD, IBD, DAN IAD
Jur/Smt : AS/1 A
Waktu : 07.30 – 09.00 WIB
ILMU BUDAYA DASAR, ILMU SOSIAL DASAR
DAN ILMU ALAMIAH DASAR
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
suatu perguruan tinggi yang berpendapat bahwa suatu mata kuliah atau beberapa
mata kuliyah dasar, juga bagi perkembangan kepribadian mahasiswi, dapat
menambaha mata kuliah sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum (kekhasan
setempat), asal saja tujuan dan fungsi mata kuliah ini memang sama dan selaras
dan bertujuan dan fungsi matakuliyah dasar umum.
IBD biasanya dibagi atas tiga kelompok pertama,
seni (sastra, musik, seni rupa, seni tari dan berpidato). Sejarah, agama
filsafat, sejarah yang diajarkan sebagai disiplin yang menelaah manusia dalam
dimensi waktu dengan mengutamakan telaahnya dalam masa lampaunya. Manusia
disitu dilukiskan sebagai ciptaan Allah, makhluk pencipta budaya dan pencipta
peradaban. Melalui perubahan, pengajar sejarah bermaksud dan mengertiakan isi
pengalaman buat manusia dimasa lampau serta kondisinya sekarang sebagaimana
terdapat dalam berbagai kelompok kehidupan.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia berkomunikasi dengan sesamanya secara langsung
sehingga membutuhkan retorika lisan. Ibd jika memberikan retorika lisan
haruslah pada praktek berpidato dimuka umum menurut gaya bahasa yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar dan Ruang Lingkup
Kajian
a.
Pengertian
Ilmu
Budaya Dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah
kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal
dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong
dalam Pengetahuan Budaya.
Definisi tentang pengetahuan budaya
|
Pengetahuan Budaya (the humanities) adalah pengetahua; yang mencakup
keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam
keahlian-keahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa
dan lain-lain.
|
Jika
dilihat di atas ada "arti" dan definisi yang menguraikan pengertian
tentang apakah pengetahuan budaya yang apabila kita perbandingkan dengan Ilmu
Ekonomi, Agama, Hukum, Politik akan nampak mempunyai luas jelajah (teba =
Bhs. Jawa), dan tekanannya. Dengar, demikian di sini jelas dapat dibandihgkan
antara pengertian the humanities (Ilmu Budaya Dasar) dengan Culture
(Kcbudyaan). The Humanities atau Humaniora itu menurut L. Wilardjo adalah :
Sikap dan perilaku masai moril manusia terhadap sesamanya. Jadi Humaniora ini
dilihat dari/definisi L. Wilarjo sebagai seperangkat sikap dan perilaku
manusi'a. Jika dirinci, maka tujuan pengajaran Ilmu Budaya Dasar itu adalah:
|
1. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah
menyesuaikan diri.
2.
Lebih peka dan terbuka terhadap masalah
kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah
tersebut .
3. Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati
serta simpati pada nilai-nilai yang hidup nada masyarakat.
4. Mengembangkan
daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan .
5. Memiliki
latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6. Menimbulkan
minat untuk mendalaminya.
7. Mendukung
dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8. Tidak
terjerumus kepada sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin ilmu.
9. Menambah
kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terikat oleh disiplin mereka.
10. Mempunyai
persamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengeni masalah kemanusiaan dan
kebudayaan.
11. Terjalin
interrelasi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan
komunikatif.
12. Menjembatani
para sarjana yang berbeda keahlianya dalam bertugas menghadapi masalah
kemanusiaan dan budaya.
13. Memperlancar
pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai
cendekiawan yang berlatar belakang pendidikan berbeda.
14. Agar mampu
memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15. Agar dapat
memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya darma pendidikan.
Ilmu Budaya Dasar telah kita ketahui
bahwa bukanlah ilmu yang monolit atau ilmu yang tunggal. Ia lebih tepat disebut
sebagai "ilmu gabungan", yang secara bersama-sama atau
sendiri-sendiri dapat dipakai sebagai alat untuk memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi manusia sebagai makhluk yang berbudaya, baik dalam kedudukannya
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, maupun makhluk ciptaan Tuhan.
Komponen yang paling utama dalam membentuk Ilmu Budaya
Dasar itu ada empat, ialah: (1) Filsafat; (2) Teologi; (3) Sejarah; dan (4)
Seni. Sehingga timbullah pertanyaan yang mendasar, mengapa keempat ilmu
tersebut yang terpercaya sebagai pokok Ilmu Budaya Dasar yang memiliki obyek
dan tujuan seperti disebut di atas? Jawabnya sebagai berikut :
Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu,
merupakan ilmu yang berusaha memberi jawab atas pertanyaan-pertanyaan yang
sangat esensial. Melalui filsafat atau melalui jawaban-jawaban yang diberikan
oleh filsafat, orang akan mengetahui mengenai hakikat sesuatu yang
dipertanyakan tersebut.
Dalam hubungannya dengan maksud untuk mengetahui
hakikat "manusia sebagai makhluk yang berbudaya", filsafat khususnya
filsafat manusia, akan mengarahkan wawasannya terhadap ciri-ciri khas yang
membedakan dari makhluk-makhluk lain. Filsafat yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang esensial tentang manusia, seperti apa atau siapakah
sebenarnya manusia itu, dari mana dia berasal dan mau ke mana, apakah yang
menyebabkan ia bertindak, dan sebagainya.
Teologi atau yang sering disebut ilmu agama, akan
mengajar banyak kepada kita tentang manusia, sejarahnya, tujuan' nya, tugas
dan tanggung jawabnya di dunia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan sebagainya.
Teologi juga membekali manusia untuk mengerti apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan manusia sebagai pelaku kebudayaan. Teologi juga memperkenalkan
kepada manusia tentang nilai-nilai yang patut didambakan demi kebahagiaan
hidupnya, baik hidup di dunia maupun hidup di akhirat setelah mati kelak.
Teologi membekali manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup jasmani maupun
rohani. Pendek kata hanya teologilah yang mampu menuntun manusia menjadi
"insan kamil" atau manusia yang utuh (sempurna).
Sejarah juga memberikan andil kepada manusia untuk
mengerti siapa dia sebenarnya itu. Sejarah menceritakan kepada kita bagaimana
orang-orang yang terdahulu hidup dalam arti yang seluas-luasnya; tentang adat
istiadatnya, pandangan hidupnya, bahkan asal usulnya. Sejarah akan
memperkenalkan manusia lebih banyak dari sisi lahirnya maka seni akan melengkapi
dengan lebih banyak menekankan dari sisi batinnya. Sebab seni seperti telah
kita ketahui, merupakan perwujudan tanggapan manusia, baik pikiran maupun
perasaannya, mengenai hidup dan kehidupan yang mengelilinginya.
Seni adalah perwujudan kekaguman dan sekaligus penghargaan
manusia terhadap keindahan dan nilai-nilai yang ditemuinya dalam kehidupannya.
Seni dapat pula dikatakan sebagai bukti keunggulan manusia di antara
makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Lewat seni manusia mencari identitas,
identitas dirinya dalam usaha mencari jawab atas pertanyaan: "Siapa dia,
siapa engkau, dan siapa aku"? Lewat seni pula manusia akan meraih
"the ultimate reality" atau hakikat kenyataan.
Seni seperti kita ketahui, diciptakan orang bukan
sekedar untuk mengabadikan keindahan yang bersifat indrawi, melainkan juga
dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan atau ide-ide dan nilai-nilai yang
menjadi dambaan setiap manusia. Seni bukan hanya memberikan kepuasan atau
kenikmatan bagi penanggap atau konsumen saja, melainkan juga merupakan kekayaan
yang tinggi nilainya. Sebab seni dapat memperluas budi nurani manusia, karena
di samping dasar estetik, dalam seni terdapat.'dasar etik "atau moral yang
diperjuangkan. Maka setiap seni' itu indah, dan setiap yang indah selalu
mengandung kebaikan, dan kebenaran. Dengan demikian setiap seni mengandung
misi menyampaikan kebaikan dan kebenaran.
Kebaikan dan kebenaran dalam bahasa Cina adalah
"tao", yang berarti jalan atau marga. Maka siapapun yang menempuh
jalan tersebut akan dapat membedakan antara kebaikan dan kejahatan, antara yang
baik dan yang jelek. Jadi tidak mustahil bila seni mampu menuntun manusia ke
arah kebaikan dan menjauhkan manusia dan kesesatan. Dapat juga kita katakan
Pengertian Ilmu Budaya Dasar identik dengan Basic
Humanities yang berasal dari kata Latin Humanus yang artinya manusiawi,
berbudaya, dan halus (refined). Dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar diharapkan
seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Pendekatan terhadap berbagai masalah budaya ini
dilakukan dengan menggunakan berbagai pengetahuan budaya (the humanities), baik
dengan menggunakan suatu keahlian (disiplin) ataupun dengan menggunakan pendekatan
berbagai keahlian (interdisipliner).
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional
ber-. tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata,
material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan
dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi
kegiatan pembangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat
manusia sebagai makhluk budaya dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal
itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Menumbuhkan keseimbangan serasi, yang berkepribadian utuh.
Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang takwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, maka Ilmu
Budaya Dasar (IBD) perlu bagi setiap mahasiswa mempelajarinya. Karena itu IBD
kemudian dimasukkan ke dalam salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), yang
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi. Tujuannya ialah untuk
membentuk manusia yang :
1.
Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, bersikap dan bertindak
sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk
agama lain.
2.
Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta
tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki
integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan
kemanusiaan sebagai sar jana Indonesia.
3.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan
bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berpera serta meningkatkan
kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta
di dalam pelestariannya.
4. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan
keamanan.
Oleh Martiatmodjo, BS dalam "Catatan Kecil
tentang Humaniora", Kompas, 31 Maret 1983 dikatakan: Ilmu Budaya Dasar.
Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah wajib di
Perguruan Tinggi adalah terjemahan dari istilah Basic Humanities atau
pendidikan humaniora, Humanior dalam bahasa Latin berarti manusiawi. Humaniora
ini menyajikan bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu
agar manusia menjadi lebih manusiawi. Sehubungan itu filsuf Indonesia
Mar-diatmodjo menunjukkan bahwa menegaskan perlunya humaniora bagi pendidikan
berarti menempatkan manusia di tengah-tengah proses pendidikan.
Adapun sumbangan humaniora kepada proses pendidikan
menurut beliau ada tiga, yang dengan pengalimatan singkat -I nya sebagai
berikut :
1. Menyatuderapkan
pengembangan pikiran (rasio) dengan hati (rasa).
2. Memperkenalkan
kepada anak didik nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan abadi.
3. Mengerjasamakan
pendidik dengan anak didik serta teori dengan praktek.
b. Ruang Lingkup Kajian.
Bertitik
tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut di atas, ada dua
masalah yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
a. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
b. Hakikat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing- masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi
lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan
kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seraga-
man yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang
terlihat ekspresinya dalam berbagai Dentuk dan corak ungkapan,
pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka
man yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang
terlihat ekspresinya dalam berbagai Dentuk dan corak ungkapan,
pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia
menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subyek
akan tetapi sekaligus obyek pengkajian Bagaimana hubungan manusia dengan alam
sesama manusia dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan
manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
c. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan Keputusan Dijendikti dari Depdikbud No.
32/ DJ/Kep/1983 diadakannya mata kuliah Ilmu Budaya Dasar ialah sebagai.
Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan, perhatian,
pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan yang timbul
dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan
kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkaitan dengan
lingkungan budaya dapat diperhalus.
Dengan bantuan Pendidikan Ilmu Budaya Dasar diharapkan
lahir sarjana-sarjana yang tidak profesional belaka, melainkan profesional yang
juga memahami bidang-bidang lain di luar bidangnya, dan sarjana yang tahu
kedudukan dan fungsinya sebagai makhluk Tuhan yang hidup di tengah-tengah
manusia, Sehingga menjadi manusia yang utuh
yang tidak hanya mementingkan dirinya, melainkan juga memikirkan
kehidupan sesama, yang tidak hanya mengutamakan kehidupan jasmani belakang, melainkan juga memikirkan kehidupan
rohani. Mereka nanti diharapkan tidak hanya akan mencari kebahagiaan
hidup di dunia semata, melainkan juga mendambakan kebahagiaan hidup di akhirat.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD) menurut Dr. Budi
Dharma, adalah untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap masalah-masalah
budaya, sehingga daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan
budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus (refined) dan manusiawi.
Dengan tujuan tersebut di atas, mahasiswa diharapkan
dapat:
a. Mempertajam
kepekaannya terhadap lingkungan budaya, sehingga lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, terutama untuk kepentingan profesinya.
b. Memperluas
pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya.
c. Menjadi
calon pemimpin negara dan bangsa serta ahli dalam bidang disiplin
masing-masing, dan tidak terjerumus ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin ilmu yang ketat dalam menangani dan menanggapi masalah dan
nilai-nilai dalam masyarakat lingkungan mereka.
Adapun
tujuannya adalah:
1.
Mengusahakan .kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan
budaya sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.
Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
3.
Sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, serta ahli
dalam bidang disiplin masing-masing dikehendaki agar mereka jangan jatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin yang ketat. Tidaklah dapat
disangkal bahwa ruang lingkung pendidikan kita amat sempit dan condong membuat
manusia-manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. Dengan mata kuliah ini
diharapkan dapat menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah-masalah/nilai-nilai
dalam masyarakat dimana mereka hidup tanpa terlalu terikat oleh disiplin
mereka.
Setelah kita dalami ternyata dalam
Ilmu Budaya Dasar yang menjadi pumpunan dalam ilmu tersebut adalah manusia
dalam ketiga dimensinya yang hakiki; yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan, manusia sebagai makhluk individu, dan manusia sebagai anggota
masyarakat. Manusia dituntut oleh Tuhan untuk selalu berbakti atau beribadah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56 :
"Tiada Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku." Beribadah artinya menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai
dengan keyakinan atau agama yang dipeluknya.
Dengan pengetahuan ini diharapkan manusia Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila
pertamanya, tidak hanya sekedar mengaku ber-Tuhan, melainkan harus pula
mewujudkan pengakuannya itu dengan tindakan atau perilaku nyata. Beribadah
dalam arti luas juga berbuat baik, yang tidak hanya baik bagi diri dan keluarganya,
melainkan baik pula bagi lingkungannya, tidak hanya terbatas pada manusia
sekitar, melainkan juga lingkungan dalam arti luas.
Sesungguhnya manusia sejak lahir telah dibebani
tanggung jawab untuk menjaga alam seisinya.
Orang yang menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya tersebut pastilah akan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang
mendatangkan ketidakserasian kehidupan ini. Ia tidak akan menebangi hutan seenaknya
sendiri, tidak akan membuang sampah di sembarang tempat, tidak akan memburu
dan membunuh hewan-hewan di hutan, tidak akan memakai uang kantor seperti
memakan uang sendiri dan sebagainya. Karena ia sadar sepenuhnya bahwa
perbuatan-perbuatan tersebut akan mengganggu keserasian hidup atau
mendatangkan malapetaka.
Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia
dituntut agar menjaga harkat dan martabatnya sebagai manusia. Lengkap dengan
kemanusiaannya. Kesadaran ini penting dimiliki oleh setiap manusia karena
dampaknya akan menumbuhkan sikap tenggang rasa terhadap manusia lain. Dengan
kesadaran ini seseorang tidak akan memperlakukan orang lain menurut kemauannya
sendiri; sebab jika hal itu teralamat pada dirinya dia akan merasa tersinggung
harga dirinya.
Dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat, manu
sia dituntut hidup saling membantu dan bekerjasama (tenti saja dalam hal-hal
yang baik). Sebab hakikatnya manusia itr tidak pernah akan dapat hidup tanpa
bantuan manusia lain Kesadaran ini penting sekali dimiliki oleh setiap individu
aga tidak ada seorang pun yang merasa "paling" misalnya palinf kaya,
paling berpangkat, paling pandai, paling cantik, dan sebagainya.
Untuk menjangkau tujuan tersebut, maka Ilmu Budaya
Dasar (IBD) diharapkan dapat :
a.
Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap
lingkungan budaya, sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
b.
Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas
pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan
daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal
tersebut.
c.
Mengusahakan agar para mahasiswa, sebagai calon
pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing,
tidak jauh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin yang ketat.
Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong
membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. Mata kuliah ini
berusaha menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah
dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah serta nilai-nilai
umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin
mereka.
d)
Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi kita agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini
baik, komunikasi ini selanjutnya akan lebih memperlancar pelaksanaan
pembangunan dalam berbagai bidang keahlian. Meskipun spesialisasi sangat
penting, spesialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia seorang mahasiswa/sarjana
menjadi terlalu sempit. Masyarakat yang percaya pada pentingnya modernisasi
tidak akan dapat memanfaatkan secara penuh sarjana-sarjana demikian, sebab
proses modernisasi memerlukan orang yang berpandangan luas.
Sesuai dengan materi yang disajikan dalam buku ini,
maka tujuan Ilmu Budaya Dasar secara keseluruhan ialah :
1. Agar
mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Ilmu Budaya Dasar.
2. Agar
mahasiswa mengetahui dan memahami arti kasih sayang, kemesraan dan pemujaan.
3. Agar
mahasiswa memahami dan mengetahui arti keindahan.
4. Agar
mahasiswa memahami dan mengetahui arti penderitaan.
5. Agar mahasiswa
mengetahui dan memahami arti keadilan kehidupan manusia.
6. Agar
mahasiswa memahami dan mengetahui arti pandangan hidup.
7. Agar
mahasiswa memahami dan mengetahui arti tanggung jawab bagi kehidupan manusia.
8. Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang seluk beluk kegelisahan hubungannya dengan
kehidupan manusia.
9. Agar
mahasiswa mengetahui seluk-beluk harapan dalam kehidupan manusia.
Karena akal dan budi ini lahirlah cara dan pola
hidup manusia yang berbeda dengan cara dan pola hidup makhluk lain. Sehingga pada
satu sisi lahirlah usaha-usaha manusia untuk menguasai alam demi menciptakan
kehidupan yang dirasanya menyenangkan. Pada sisi lain hal ini dapat dipastikan
memungkinkan timbulnya berbagai masalah yang dampaknya dapat mengenai
pihak-pihak lain. baik manusia lain. makhluk lain, maupun alam pada umumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sesuatu barang, agar hidup
manusia lebih enak, manusia memandang perlu mendirikan pabrik yang menghasilkan
barang tersebut. Tentulah memerlukan tanah yang luas dan juga tenaga kerja
yang cukup, baik sebelum, selama, maupun setelah pabrik itu dapat berproduksi.
Ternyata semua kegiatan yang menyangkut pendirian pabrik dan pengadaan barang
tersebut akan menimbulkan berbagai masalah; misalnya: pembebasan tanah,
pengubahan fungsi lahan, hubungan kerja antara buruh dengan pabrik, pembuangan
air limbah dan sebagainya.
Di sinilah Ilmu Budaya Dasar berbicara, sebab dengan
bantuan bekal pendidikan Ilmu Budaya Dasar diharapkan semua masalah dapat
diselesaikan secara manusiawi; dalam pengertian tidak sampai menimbulkan
kerugikan bagi semua pihak yang terlibat. Jangan sampai masing-masing pihak
hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannya sendiri, melainkan juga
memikirkan kepentingan pihak lain. Jelaslah sosok Ilmu Budaya Dasar bukanlah
ilmu mengenai kebudayaan atau sebangsanya, melainkan ilmu yang diharapkan
mampu menjadikan manusia yang mempelajari lebih ber-' budaya atau lebih
manusiawi.
Di samping istilah Ilmu Budaya Dasar, untuk ilmu
yang sama ada yang menyebut "Ilmu-ilmu Kemanusiaan", ada yang
menyebut 'Tendidikan Kemanusiaan", dan ada pula yang menyebut
"Pengetahuan Budaya". Menurut M. Suprihadi Sastro-supono misalnya,
kurang setuju kalau pendidikan humaniora disebut dengan "Ilmu Budaya
Dasar". Sebab ia berpendapat bahwa istilah Ilmu Budaya Dasar dapat
menggiring orang kepada suatu pengertian sebagai ilmu yang berbicara tentang
dasar-dasar ilmu budaya, atau memberi kesan tentang ilmu budaya yang paling
dasar, sehingga ditafsirkan sebagai pengantar kebudayaan.
Memang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) tidak
dapat disamakan dengan Pengetahuan Budaya (The Humanities). Sebab pengetahuan
budaya hanya membatasi diri pada bidang filsafat dan seni; sedangkan Ilmu
Budaya Dasar mempunyai cakupan yang lebih luas.
Menurut M. Habib Mustopo dalam buku Manusia dan
Budaya, Ilmu Budaya Dasar berusaha memberikan konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Sedangkan menurut Andy
Zoeltom mengatakan bahwa sebagai ilmu yang berbicara tentang nilai-nilai yang
dihadapi oleh manusia dalam hidupnya sehari-hari. Untuk maksud tersebut dapat
digunakan Pengetahuan Budaya (The Humanities).
Pendek kata dalam usaha manusia menemukan
nilai-nilai yang dirindukannya sesuai dengan kedudukannya sebagai
"ho-mohumanus" atau sebagai makhluk berbudaya, baik sebagai makhluk
individu, makhluk sosial maupun makhluk ciptaan Tuhan.
Dua kekayaan manusia yang membedakan antara manusia
dengan makhluk lain ialah akal dan budi, memungkinkan munculnya cipta, karsa,
dan rasa pada diri setiap manusia.
d. Ilmu budaya dasar sebagai ilmu
kemanusiaan.
Ilmu Budaya Dasar termasuk ilmu baru di Indoiiosia.
Sekitar tahun 1970 ilmu tersebut baru diperkenalkan oleh para cendekiawan
kita, walaupun dalam nama yang lain sebenarnya telah dikenal orang jauh sebelum
1930.
Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu yang monolit yang sudah
merupakan "body of knowledge" (tubuh keilmuan), karena sasaran ilmu
ini adalah masalah-masalah manusia dan budayanya, mencakup filsafat, teologi,
sejarah, seni dan cabang-cabangnya, termasuk senisastra, senimusik, senilukis
dan sebagainya. Ilmu Budaya Dasar lebih tepat kiranya jika dipandang sebagai
suatu sistem pendekatan yang memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam kedudukannya sebagai
makhluk berbudaya. Ilmu Budaya Dasar yang kita kenal ini, di luar negeri terutama
di negara-negara Barat dikenal dengan istilah "humaniora", yang
merupakan istilah lain dari "the humanities". Istilah itu berasal
dari bahasa Latin "humanus" artinya kurang lebih semakna dengan
istilah bahasa Indonesia manusiawi, berbudaya, dan halus.
Istilah
Ilmu Budaya Dasar yang kita kenal sekarang ini, sebetulnya merupakan terjemahan
atau alih bahasa dari "Basic Humanities". Yang pertama kali menggunakan
istilah itu dan sekaligus memrakarsai dimasukkannya ilmu tersebut ke
dalamkurikulum pendidikan kita adalah Prof. Dr. Harsya. W. Bach-tiar.
Semua manusia di selengkung langit dan di seluas
bumi ini hakikatnya sama. Mereka diciptakan oleh Tuhan dari bahan dasar yang
sama. Mereka diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan yang sama. Di dunia mereka
mempunyai tugas yang sama dan mempunyai tanggung jawab yang sama pula. Yang
membedakan mereka dengan sesamanya semata-mata adalah amal dan takwanya kepada
Allah swt. Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an, surat Al-Hujurat ayat 13 yang
artinya demikian," "Hai manusia, sesungguhnya Kami jadikan kamu
berbansa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, & sungguhnya
orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orangyang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Nyatalah bahwa dimasukkanlah Ilmu Budaya Dasar I
dalam pendidikan kita tidak lain untuk menunjang tercapainya tujuan Pendidikan
Nasional, yaitu meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, cerdas,
trampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadian terhadap bangsa dan tebal
semangat kebangsaannya agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun diri sendiri
"serta bersama-sama, bertanggung jawab atas pembangunan bangsa seperti
dikehendaki oleh Tap. MPR No. IV/MPR/ 1978. Ilmu Budaya Dasar dapat
menyelamatkan kehidupan dirinya, kehidupan bangsanya, dan kehidupan manusia
pada -umumnya.
Demikian antara lain isi/hasil pertemuan ahli-ahli
Ilmu Budaya Dasar Tahun 1980, di bawah koordinasi Konsorsium Ilmu-Ilmu Sosial
dan Budaya Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Setelah menerima mata kuliah IBD ini mahasiswa diharapkan
dapat memperlihatkan:
1. Minat dan
kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan di luar
lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakan sendiri dan mengapa?
2. Kesadaran
akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini
dengan cara hidupnya sehari-hari.
3. Kerelaan
memikirkan kembali dengan hati terbukaakan nilai-nilai yang dianutnya untuk
mengetahui apakah dia secara diri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai
tersebut untuk dirinya sendiri?
4.
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai
yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan
sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Ilmu Budaya Dasar adalah mata kuliah wajib
danmerupakan salah-satu komponen dari Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), yang wajib
diikuti oleh seluruh disiplin ilmu (jurusan) di semua Perguruan Tinggi di
Indonesia.
Dapatlah
diperinci secara singkat bahwa tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD) ialah :
1.
Agar lebih peka dan terbuka terhadap masalah
kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah
tersebut.
2.
Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai lain
yang hidup pada masyarakat.
3.
Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan
kemanusiaan dan daya kebudayaan.
4.
Menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah
nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh
disiplin mereka.
5.
Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.
6.
Agar dapat memenuhi tuntutan dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, khususnya Dharma pendidikan.
e.
Ilmu Budaya Dasar sebagai Komponen Mata Kuliah Dasar Umum
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional
bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata, material
dan spiritual berdasarkan Pancasila.- Bahwa hakikat pembangunan Nasioanal
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan
dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi
kegiatan pembangunan spiritual maupun material. Pembangunan i melihat manusia
sebagai mahkluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal ini
berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup
yang seimbang, serasi, yang berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta
integritas sosial yang tinggi. Manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, Ilmu
Budaya Dasar (IBD) perlu bagi setiap mahasiswa, sehingga perlu mempelajarinya.
Karena itu IBD kemudia dimasukkan ke dalam salah satu mata kuliah Dasar Umum
(MKDU), yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi. Tujuanya
ialah untuk membentuk manusia yang :
1. Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa .bersikap dan bertindak sesuai dengan agamanya ,dan
memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
2. Berjiwa
Pancasila, sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengamalan
nilai -nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi , yang
mendahulukan kepen tingan nasional dan kemanusiaan sabagai sarjana Indonesia.
3. Memiliki
wawasan kehidupan yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama
- sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya maupun lingkungan alamiah
dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
4. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
Oleh Martiatmodjo, BS dalam "Catatan Kecil
tentang Humaniora", Kompai, 31 Maret 1983 dikatakan: Ilmu Budaya Dasar.
Ilmu budaya Dasar sebagai mata kuliah wajib di
Perguruan Tinggi adalah terjemahan dari istilah Basic Humanities atau
pendidikan humaniora. Humaniora dalam bahasa Latin berarti manusiawi. Humaniora
ini menyajikan bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu
agar manusia menjadi lebih manusiawi. Sehubungan itu filosof Indonesia
Martiatmodjo menegaskan bahwa perlunya humaniora bagi pendidik berarti
menempatkan manusia ditengah-tengah proses pendidik.
Adapun sumbangan humaniora kepada proses pendidikan
menurut beliau ada tiga, yang dengan pengamatan singkatnya sebagai berikut:
1. Menyatuderapkan
pengembangan pikiran (rasio) dengan hati (rasa)
2. Memperkenalkan
Kepada anak didik pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan abadi.
3. Mengerjasamakan
pendidik dengan anak didik serta teori dan praktek.
Menurut M. Habib Mustopo, tujuan IBD ialah mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pikirannya, baik yang
menyangkut diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya.
Untuk menjangkau tujuan tersebut, maka Ilmu
Budaya'Dasar (IBD) diharapkan dapat :
a. Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
b. Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang
masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
c. Mengusahakan
agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang
disiplin masing-masing, tidak jauh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup
pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang
berpandangan kurang luas. Mata kuliah ini berusaha menambah kemampuan
mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah dalam masyarakat lingkungan
mereka khususnya dan masalah serta nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat
oleh disiplin mereka.
d. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi kita agar mereka lebih mampu berdialog satu
sama lain. Dengan memilki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat
lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini baik, komunikasi ini
selanjutnya akan lebih memperlancar pelaK-sanaan pembangunan dalam berbagai
bidang keahlian. Meskipun spesialisasi sangat penting, spesialisasi yang
terlalu sempit akan membuat dunia seorang mahasiswa/sarjana menjadi terlalu
2.
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu Sosial Dasar bukanlah merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri seperti Pengantar Sosiologi, Pengantar Ilmu
Hukum, Pengantar Ilmu Ekonomi dan sebagainya, melainkan berasal dari berbagai
bidang keahlian sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi masyarakat Indonesia.
Ilmu Sosial Dasar adalah merupakan suatu program
pengajaran baru yang merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang dikembangkan
di Perguruan Tinggi. Pengembangan ISD itu sejalan dengan pembaharuan sistem
Pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu Sosial Dasar adalah
ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana
untuk mencari jalan keluar memecahkan masalah sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
Ilmu Sosial Dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan
sosial kepada para mahasiswa yang diharapkan akan cepat tanggap serta mampu
menghadapi dan memberikan alternatif pemecahan masalah-masalah sosial,
khususnya yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Melalui pengetahuan yang diperoleh dari ISD itu
mahasiswa diharapkan akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatannya
akan arah perkembangan dalam masyarakat. Paling tidak ia harus mengetahui ke
arah mana jalan keluar pemecahan suatu masalah atau problema sosial itu harus
ditempuh. Masalah sosial yang sedemikian kompleks, baik yang bersifat lokal,
regional, nasional maupun internasional, seperti perkelahian antarpelajar,
ledakan tenaga kerja, ledakan penduduk, AIDS, narkotika, penjualan anak dan
wanita dan sebagainya.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah membantu perkembangan
wawasan, penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan dan
penalaran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari sikap
mahasiswa khususnya yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia-manusia Jain, serta sikap dan tingkah laku
manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal-balik.
Ruang lingkup ISD, bahwa tenaga ahli yang dihasilkan
oleh Perguruan Tinggi ini dapat diharapkan memiliki tiga kemampuan yang meliputi:
kemampuan personal, akademis, dan kemampuan profesional.
a. Kemampuan
personal, adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap tingkah laku
dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal
nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila) serta memiliki
pandangan yang
luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan
akademis, adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan secara ilmiah, hasil lisan
maupun tulisan, menguasai peralatan analitis, maupun berpikir logis kritis,
sistematis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasikan dan
merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
c. Kemampuan
profesional, adalah kemampuan di bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
Dengankemampuan ini para tenaga ahli tersebut diharapkan memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang tinggi
dalam bidang profesinya.
dalam bidang profesinya.
3.
Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu teoretis yang
didasarkan pada pengamatan dan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam.
Fakta-fakta tentang gejala alam / gejala kebendaan diselidiki, dan diuji berulang-ulang
melalui percobaan-percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil
eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori tidak
dapat berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Ilmu Pengetahuan Alam itu bermula dari rasa ingin
tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu
tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, bulan, bintang dan
matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu pada manusia, adalah merupakan
karunia Allah kepada manusia, sebagaimana firman Allah kepada Malaikat, bahwa
Allah akan menciptakan seorang Khalifah (Adam as) di muka bumi, kemudian Allah
mengajarkan Adam nama-nama seluruh ciptaan-Nya. Firman Allah SWT.:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepadaKu nama-nama benda-benda itu, jika kamu memang
benar".
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui, selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepadakami,
sesungguhnya Engkaulahyang MahaTahu lagi Maha Bijaksana".
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah
kepada mereka nama-nama benda itu ". (QS al-Baqarah: 31,32 dan 33).
Rasa ingin tahu yang terus-menerus berkembang dan
seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia
itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk
hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam, atau membuat alat-alat berburu dan
bertani. Pengetahuan manusia berkembang sampai menyangkut keindahan dan
teknologi.
Tujuan
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) menjadi MKDU:
a. Memperkenalkan
konsep-konsep dasar dalam IPA.
b. Memberikan
wawasan pengetahuan, pengertian dan apresiasi terhadap obyek dan cara pemikiran
serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan Teknologi.
c. Memberikan
bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran, cara-cara pendekatan dan
hasil-hasil dalam IPA dan teknologi.
d. Mengembangkan
interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu eksakta dan noneksakta.
e. Adapun
fungsi Mata Kuliah IAD adalah:
f.
Mengembangkan apresiasi IPA dan Teknologi kepada
mahasiswa noneksakta.
g.
Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan IAD pada
perkembangan diri, ilmu dan profesi para mahasiswa noneksakta.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini sering kita
dengar istilah: Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu
Budaya Dasar (IBD) yang masing-masing ingin membuka pagar-pagar yang membatasi
disiplin-disiplin yang membentuk masing-masing kelompok ilmu itu. Sehubungan
dengan disiplin kami maksudkan the scientific study of some aspect or segment
of reality. Sebagai contoh disiplin, misalnya sosiologi, fisika dan kritik
musik.
Biasanya disiplin-disiplin yang tergolong IAD adalah
: fisika, kimia, astronomi, geologi, meteorologi, serta biologi. Lima yang
terdahulu mewujudkan ilmu-ilmu fisis, sedang yang terakhir ilmu-ilmu biotis
(dengan perincian utama : zologi, fitologi dan fisiologi manusia). Adapun ISD
meliputi dua kelompok utamanya; studi manusia dan masyarakat dan studi
lembaga-lembaga sosial. Yang terdahulu terdiri atas psikologi, sosiologi dan
antropologi, sedang yang kemudian terdiri atas ekonomi dan politik.
IBD biasanya dibagi atas tiga kelompok. Pertama,
seni: (sastra, musik, seni rupa, seni tari dan berpidato), Sejarah, agama dan
filsafat. Penjelasan lanjut mengenai beberapa disiplin yang masuk IBD adalah
sebagai berikut :
Sejak manusia hidup dalam kondisi sederhana, seni
menempati posisi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah umat
manusia juga menunjukkan bahwa di dalam seni itu terdapat beberapa dari
kebanyakan ekspresi manusia yang menojol dalam pengertianya atas eksitensinya
sendiri. Sastra yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi berpendekatan
kritik leterer, di dalamnya tercakup hakikat sastra, analisisnya, evaluasinya
dan tempatnya di dalam hidup manusia. Adapun seni rupa dan musik
Sejarah yang diajarkan sebagai disiplin yang
menelaah manusia dalam dimensi waktu dengan mengutamakan telaahannya pada massa
lampaunya. Manusia di situ dilukiskan sebagai ciptaan Allah, makhluk pencipta
budaya dan makhluk pencipta peradaban. Melalui perubahan budaya dan perubahan
peradaban, pengajar sejarah bermaksud mengartikan isi pengalaman buat manusia
di masa lampau serta kondisinya sekarang sebagaimana terdapat dalam berbagai
kelompok kehidupan. Mahasiswa yang mempelajari sejarah diharapkan menemukan
identitasnya sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat, agama, sebagai warga
suatu nasional dan-warga umat manusia. Sehubungan itu sejarah kebudayaan
haruslah lebih ditonjolkan dari sejarah politik dan sejarah ekonomi.
Retorika yang terbagi menjadi jenis lisan dan yang
tertulis acapkali dipandang sebagai suatu keterampilan belaka dengan akibat
bahwa yang dicapai melalui retorika tertulis hanyalah materi obyektif atau
mekanisme mengungkapkan berdasarkan tata bahasa melalaui komposisi tertulis.
Padahal tujuan yang sebenarnya dari retorika tertulis adalah melatih mahasiswa
untuk menulis prosa dengan idiom yang baik dalam gaya bahasa yang berlaku berdasarkan
logika yang layak. Melalui latihan yang banyak di bawah bimbingan dosen yang
cakap, retorika tertulis harus mampu memberikan keterampilan untuk meneruskan
berdalih, membuktikan dan menghimbau.
BAB III
KESIMPULAN
Istilah-istilah IAD, ISD dan IBD sama sekali tak
mengatakan bahwa mata kuliah dengan nama-nama tersebut masing-masing
memperkenalkan dasar-dasar dari ilmu-ilmu alamiah, ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu budaya. Yang benar adalah bahwa masing-masing itu ingin membuka
pagar-pagar yang membatasi disiplin-disiplin yang membentuk masing-masing
kelompok.
1. Ilmu
Sosial Dasar (ISD)
2. Ilmu
Budaya Dasar (IBD)
3. Ilmu
Alamiah Dasar (IAD).
Ketiga
mata kuliah dasar tersebut di atas diwujudkan bagi semua mahasiswa dengan
ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian berada di dalam ruang
lingkup perhatian salah satu mata kuliah dasar tersebut tidak diwajibkan mengikuti
mata kuliah yang bersangkutan.
Untuk menjawab bermacam-macam persoalan dan tantangan-tantangan
dalam kehidupan ini, lahirlah bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan seperti
di atas.
Dari berbagai ragam ilmu pengetahuan yang berinduk
dari filsafat tersebut pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu:
1. Ilmu-ilmu
Alamiah (Natural Sciences), yang meliputi fisika, kimia, astronomi, biologi,
botani dan sebagainya.
2. Ilmu-ilmu
Sosial (Social Sciences), yang terdiri dari: sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, politik, sejarah, hukum dan sebagainya.
3. Ilmu-ilmu
Budaya (Humanities) yang terdiri dari: cinta kasih, agama, ilmu, budaya,
kesenian, bahasa, kesusas-teraan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Widagadho Djoko, dkk. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara
W.M.M. Supartono. 1992 : Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Ghalia Indonesia
Noto
Widagdo Rohiman, 2002. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Jakarta: PT Grafinda Peksada.
0 komentar:
Posting Komentar