PERJANJIAN LAMA DAN PERUBAHANNYA
Di langit,
Tuhan dan para malaikat belajar Taurat persis, seperti para rabi (pemimpin agama
Yahudi) mempelajarinya di bumi. Tuhan mengenakan jubah layaknya seorang Yahudi
dan bersembahyang menurut cara para rabi. Dia melakukan tindakan-tindakan kasih
sayang yang dianjurkan etika Yahudi. Dia mengatur urusan-urusan dunia sesuai
dengan aturanaturan Taurat, persis seperti yang dilakukan seorang rabi di
pengadilannya. Satu tafsir legenda penciptaan mengajarkan bahwa Tuhan mengkaji
Taurat dahulu dan kemudian menciptakan dunia darinya. 1
Adalah suatu kebiasaan bahwa bila
seseorang membangun suatu istana, dia tidak membangunnya menurut kebijakannya
sendiri, tapi menurut kebijakan seorang ahli. Seorang ahli tidak membangun
menurut kebijakannya sendiri, melainkan dia mempunyai rancangan-rancangan dan
catatan-catatan untuk mengetahui bagaimana membuat kamar-kamar dan
koridor-koridor. Zat yang mahasuci, juga melakukan hal yang sama. Dia meneliti
Taurat dahulu baru menciptakan dunia.2
1. Sejarah Perjanjian
Lama
Bab yang sebelumnya telah memberikan
pandangan sekilas tentang kondisi historis yang secara gamblang sangat
meyakinkan tidak mungkin terpeliharanya PL (dari berbagai macam perusakan dan
penggelapan), dan dalam bagian ini saya akan memaparkan sejarah teks itu
sendiri. Penukilan-penukilan teks yang cukup banyak dan panjang yang saya
lakukan baik di sini maupun di bab-bab yang lain adalah murni dari pihak-pihak
Judeo-Kristen sendiri. Tidak seperti keyakinan yang kedaluwarsa bahwasanya
orang-orang Timur tidak dapat merepresentasikan diri dan harus diwakili, saya
akan biarkan para ilmuwan ini untuk merepresentasikan diri mereka sendiri dan
menyatakan pernyataan mereka sendiri sebelum saya menyuguhkan argumen-argumen
saya mengenai pendapat-pendapat mereka.
Dalam bahasa Ibrani PL (Perjanjian Lama)
terdiri dari tiga bagian: Pentateuch (lima buku pertama dari PL),
Nabi-nabi, dan Tulisan-tulisan, yang dianggap Bangsa Yahudi sebagai dua puluh
empat buku. Teks PL yang berbahasa Ibrani dikenal sebagai Teks Massoreti
(Massoretic Text-MT).3
i. Sejarah Taurat Menurut Sumber-Sumber
Yahudi
a) Musa Menyampaikan Taurat Kepada Imam-Imam Lewi yang Meletakkannya
di Sarnping Peti
9 -
Dan Musa menuliskan hukum Tuhan, dan memberikannya kepada imam-imam Lewi yang
ditugaskan untuk mengurus Pen Perjanjian Tuhan, dan kepada para pemimpin
Israel.
10
- Dan Musa memerintahkan kepada mereka, "Pada akhir tiap tahun .
ketujuh, dalam tahun penghapusan utang, pada pesta Pondok
Daun,
11
- Ketika orang-orang Israel datang menyembah Tuhanmu di tempat yang dipilih-Nya,
kamu harus membacakan hukum-hukum ini di depan mereka semua.
12
- Suruhlah semua orang laki-laki, perempuan dan anak-anak serta orang asing yang
tinggal di kota-kotamu berkumpul untuk mendengar pem-bacaan itu, supaya mereka
belajar menghormati dan takut kepada Tuhan-mu serta setia menaati
perintah-perintah-Nya."4
24
- Lalu Musa menuliskan hukum Tuhan dalam sebuah buku. la menuliskannya dengan
teliti dari awal sampai akhir.
25
- Ketika selesai, ia berkata kepada para imam Lewi yang ditugaskun untuk
mengurus Peti perjanjian,
26
- "Ambillah buku hukum ini, dan taruhlah di sebelah Peti Perjanjian Tuhanmu,
supaya tetap ada di situ sebagai kesaksian terhadap kamu.
27
- Karena saya tahu kamu pendurhaka, pemberontak dan keras kepala, Lihatlah,
selagi saya masih hidup pun kamu berontak melawan Tuhan; apalagi nanti setelah
saya mati!
29
- Karena saya tahu bahwa setelah saya mati, kamu akan sepenuhnya menjadi jahat
dan menolak apa yang sudah saya perintahkan kepadamu; dan kelak bencana akan
menimpamu; karena kamu berbuat jahat di mata Tuhan, membuat-Nya marah dengan
melakukan apa yang dilarangNya."5
b) Taurat Hilang dan Ditemukan Kembali
Membuktikan eksistensi Taurat dan
penggunaannya pada masa Rumah Tuhan yang Pertama adalah sangat sulit. Aaron
Demsky berkata:
Ciri lain tentang tahun sabbat adalah pembacaan Taurat secara publik
sewaktu hari raya Booth ..., yang mengakhiri tahun itu (Ulangan 31: 1013).
Tidak terdapat bukti tekstual yang memperlihatkan perayaan tahuntahun sabbat
dan jubilee pada masa Rumah Tuhan yang Pertama. Pada kenyataannya, pengarang
Tawarikh... menyatakan bahwa 70 tahun sabbat dari penaklukan Kanaan oleh bangsa
Israel sampai runtuhnya Rumah Tuhan tidak pernah ditaati.6
Menurut dokumen Damsyik (yang tujuh kopi
darinya ditemukan dalam Kertas Gulungan Laut Matt -the Dead Sea Scrolls) Tuhan
memberikan Taurat kepada Musa secara keseluruhan dalam bentuk tertulis.
Bagaimanapun juga, tulisan-tulisan ini disegel dalam Peti selama kira-kira lima
abad, dan oleh karenanya tidak dikenal orang banyak. Membincangkan masalah
hubungan perzinaan David dengan Bathsheba7 dan kenapa dia
tak dihukum mati, dokumen Damsyik menjawab, "Buku-buku Hukum telah disegel dalam
Pen semenjak masa Yosua (± 1200 S.M.) sampai masa Raja Yosia dari Yehuda (abad
ketujuh S.M.), ketika buku-buku tersebut ditemukan kembali dan dipublikasikan
(lihat 2 Raja-raja 22)."8 Artinya, bahwa David dan para
rabbi yang sezamannya sepenuhnya tak tahu apa yang tertulis dalam
Taurat.
Masalah apakah dulunya Taurat diletakkan
di dalam Peti (the Ark) atau hanya di sampingnya, sangatlah pelik dan
membingungkan. Peti itu sendiri hilang selama tujuh bulan sewaktu terjadi invasi
Palestina (± 1050-1020 S.M.); pada saat ditemukan kembali, 50.070 orang Israel
dari kota Bet-Semes dimusnahkan Tuhan karena berani coba-coba menengok di dalam
Peti.9 Tatkala Raja Salomon memerintahkan agar Peti diipindahkan ke Rumah Tuhan
yang Pertama, 1 Raja-raja 8: 9 memberitahukan kita bahwa di dalamnya tak ada
satu pun kecuali dua tablet (lempengan batu) yang dibawa Musa dari Sinai-tidak
seluruh Hukum Tuhan. Bahkan seandainya Taurat disimpan terpisah dari Peti, itu
pun tampaknya Taurat juga telah hilang seluruhnya dari kehidupan bangsa Yahudi
selama berabad-abad. Tujuh puluh tahun sabbat (lima abad), jika tidak malah
lebih, berlalu tanpa ada pembacaan Hukum Tuhan secara publik, yang berpuncak
pada pengenalan tuhan-tuhan asing dan ritus-ritus pagan kepada rakyat Israel.
Tentu hal ini merupakan indikasi jelas bahwa Taurat sejak itu telah terhapus
dari memori kolektif bangsa ini. Baru sampai tahun kedelapan belas dari
pemerintahan Raja Yosia (640-609 S.M.) Taurat ini `secara ajaib ditemukan
kembali,10 bertepatan dengan pembaruan menyeluruh yang dicanangkan Yosia
melawan praktik kurban anak dan ritual-ritual pagan yang lain. Namun Taurat
masih tidak dipergunakan secara umum untuk waktu dua abad lagi paling tidak.
Tampaknya Taurat ini menghilang dari kesadaran orangorang Yahudi secara
tiba-tiba persis seperti kemunculannya. Ada bukti yang bagus untuk mengatakan
bahwa pembacaan dan penjelasan Hukum Tuhan pertama kali dilakukan secara publik
(setelah masa Musa) hanyalah terjadi pada saat pengumumannya oleh Ezra ± 449
S.M. Perlu dicatat bahwa terdapat gap yang sangat besar yang melebihi 170 tahun
antara masa ditemukannya kembali Hukum Tuhan (621 S.M.) dan masa Ezra
membacakannya secara publik.11
ii. Sejarah Taurat Menurut Para Ilmuwan
Modem
Barangkali akan bermanfaat memulai sebuah
kerangka kronologis Kitahkitab PL berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan kritik
Biblikal yang telah diterima secara umum. Tabel berikut ini dinukil dari C.H.
Dodd, The Bible Today.12
Catatan: tahun-tahun yang
diberikan di sini lebih merupakan gambaran kasar, dan agaknya cenderung bergeser
ke atas dan ke bawah atas dasar berkala. Rowley telah mengkaji tren-tren yang
berbeda-beda dalam penentuan tanggal kitab-kitab PL ini,13
tapi perbedaan-perbedaan semacam in] tidak banyak berpengaruh pada hasil
pengkajian ini.
Abad S.M.
| ||
XIII (atau lebih awal?) |
Keluar dari Mesir
|
Tradisi lisan (hukum, legenda, puisi)
yang dipelihara dalam tulisan-tulisan di
kemudian hari
|
XII (?) |
Tinggal menetap di Palestina
| |
XI |
Peperangan dengan
bangsa Kanaan, dll.
Pendirian Monarki (Daud 1000 S.M.) | |
X |
Tawarikh pengadilan
bermula (digabungkan dalam kitab-kitab belakangan)
| |
IX |
Hukum-hukum dan
tradisi-tradisi awal ditulis: koleksi Judea
(`J') dan koleksi Efraim (`E'), belakangan digabungkan dalam Kejadian
-sampai Yosua.
| |
VIII |
Amos, Hosea, Mikha,
Yesaya. (Jatuhnya Samaria, 721
S.M.)
| |
VII |
Reformasi Yosia,
621 S.M.:
Ulangan, Yeremia,
Zefania, Nahum.
| |
VI |
Habakuk,
Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja. (Jatuhnya Yerusalem, 586 S.M.). Yehezkiel, 'II Yesaya', Hagai,
Zakharia.
| |
V |
Hukum-hukum dan
riwayat-riwayat Kejadian sampai- Yosua versi Imam [Priest] (`P') ditulis atas dasar tradisi-tradisi yang lebih awal. Maleakhi,
Ayub.
| |
IV |
Kompilasi
Kejadian-sampai-Yosua (dari `J', `E', `P' dan
Ulangan).
| |
III |
Tawarikh,
Ecclesiastes.
| |
II |
Kitab Mazmur
diselesaikan (sebagian besar dari puisi-puisi yang lebih awal). Ecclesiasticus, Daniel,
dll.
| |
I |
Kitab Hikmah,
dll.
|
Koleksi dan kodifikasi hukum-hukum kuno
Israel menghasilkan apa yang disebut dengan Pentateuch, atau Lima Kitabnya Musa
(meliputi Kejadian sampai Ulangan); menurut C.H. Dodd kitab-kitab ini
mendapatkan bentuknya yang final sekitar abad ke-empat S.M. Perbuatan-perbuatan
para nabi juga diedit, dengan catatan-catatan historis yang sering kali diubah
agar sesuai dengan ajaran-ajaran nabi.14
a) Sumber-Sumber Biblikal Diedit Pada Abad Ke-5 Sampai Ke-2 S.M.
William G. Dever, Profesor bidang Arkeologi Timur Dekat dan antropologi di Universitas Arizona, mengemukakan pandangan lain. Dia menyatakan bahwa sumber-sumber Biblikal diedit pada era Persia belakangan (abad ke5-ke-4 S.M.) dan Helenistik (abad ke-3-ke-2 S.M.). Dan masih ada banyak para ilmuwan lain seperti Tom Thompson dari Copenhagen, dan koleganya Niels Peter Lemche, Philip Davies dari Sheffield, "dan sejumlah pakar yang lain, baik yang berkebangsaan Amerika maupun Eropa, yang meyakini bahwa Bibel yang berbahasa Ibrani tidak hanya diedit pada periode Persia/Helenistik tapi memang ditulis pada masa itu."15
William G. Dever, Profesor bidang Arkeologi Timur Dekat dan antropologi di Universitas Arizona, mengemukakan pandangan lain. Dia menyatakan bahwa sumber-sumber Biblikal diedit pada era Persia belakangan (abad ke5-ke-4 S.M.) dan Helenistik (abad ke-3-ke-2 S.M.). Dan masih ada banyak para ilmuwan lain seperti Tom Thompson dari Copenhagen, dan koleganya Niels Peter Lemche, Philip Davies dari Sheffield, "dan sejumlah pakar yang lain, baik yang berkebangsaan Amerika maupun Eropa, yang meyakini bahwa Bibel yang berbahasa Ibrani tidak hanya diedit pada periode Persia/Helenistik tapi memang ditulis pada masa itu."15
Sementara itu
Profesor Frederick Cryer dari Copenhagen, menyimpulkan bahwa Bible yang
berbahasa Ibrani "tidak dapat dibuktikan memiliki kandungan-kandungan yang
sekarang ini sebelum periode Helenistik." Sebuah bangsa yang kita sebut Israel
tidak menggunakan istilah itu buat diri mereka, kata dia, sebelum abad keempat
S.M. Riwayat-riwayat Saul dan David, misalnya, ditulis di bawah "kemungkinan
pengaruh" dari literatur Helenistik tentang Iskandar Agung. Bahwa teksteks
Biblikal ini disusun begitu terlambat "secara niscaya memaksa kita untuk
merendahkan estimasi kita terhadapnya sebagai sumber sejarah."16
Niels Lemche bahkan berpendapat lebih jauh
lagi, menemukan penciptaan Israel kuno pada "historiografi Jerman abad ke-19
yang memandang semua peradaban dari segi konsep negara-kebangsaan (the
nation-state)-nya masing-masing."17 Dengan demikian, menurutnya,
konsep politis dan sosial sebuah Israel kuno adalah merupakan suatu ideal yang
aneh dan tidak karuan, yang dilahirkan sebagai akibat dari keasyikan Eropa
sendiri dengan negarakebangsaan (the
nation-state) pada tahun 1800-an.18
2. Sumber-Sumber Budaya Sastra
Yahudi
i. Bahasa Asli Perjanjian Lama Tidak Disebut
Ibrani
Bahasa masa pra-pengasingan (pre-exilic
language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak
dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang
Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M., berdasarkan
huruf-huruf ketimbang gambargambar deskriptif. Semua alfabet yang
berturut-turut seterusnya adalah berutang budi pada, dan berasal dari,
pencapaian Kanaani ini.19
Dalam budaya umum, bangsa Kanaan tidaklah kalah hebat, dan tidak sedikit
dari budaya Kanaan itu telah diambil alih oleh orang-orang Ibrani....
Orang-orang Ibrani bukanlah pembangun yang besar, juga bukan cerdas dalam seni
dan keahlian. Akibatnya mereka dalam bidang ini, begitu juga hal-hal yang lain,
harus bergantung berat pada orang-orang Kanaan. Bahasa apa pun yang digunakan
orang-orang Ibrani sebelum menetap di Palestina, adalah dialek bahasa Kanaan
yang kemudian menjadi bahasa rnereka setelah menetap.
20
Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa
bahasa Ibrani dan Aramaik merupakan dua dialek bahasa Kanaan.21 Pada kenyataannya
tulisan-tulisan Yahudi pra-pengasingan adalah berbahasa Kanaan,22 walaupun sekarang secara salah
dianggap sebagai bahasa Ibrani lama atau paleo-Ibrani. Abraham dan anakcucunya
merupakan suatu marga yang terlalu kecil di Kanaan untuk dapat menciptakan
bahasa mereka sendiri, dan dengan terpaksa mereka harus menggunakan bahasa
Kanaan yang predominan, sangat tidak mungkin bahwa orang-orang Israel, dalam
jumlah yang demikian kecil dan terpaksa menanggung penderitaan dan perbudakan
di Mesir, adalah dalam posisi yang kondusif untuk menciptakan sebuah bahasa
baru. Sejauh yang mungkin dilakukan hanyalah mengadopsi sebuah dialek bahasa
Kanaan tertentu pada tahap tertentu,
tetapi tentu saja tidak ada yang berbeda dan unik. Dan kenyataannya PL itu
sendiri tidak pernah merujuk pada bahasa Yahudi sebagai bahasa Ibrani,
sebagaimana yang diilustrasikan oleh dua ayat dari Yesaya 36:
11-
Lalu kata Elyakim, Sebna dan Yoah kepada Rab-Syakih, "Tuan, bicara saja dalam
bahasa Siria dengan budak-budakmu; karena kami memahaminya: Jangan memakai
bahasa Yahudi (Jew's language), nanti dimengerti rakyat di atas tembok
kota itu."
13-
Kemudian Rab-Syakih berdiri dan berteriak dalam bahasa Yahudi, dan berkata,
"Dengarlah apa yang dikatakan raja besar, raja Asyur."
Demikianlah terjemahan dalam versi King
James (King James Version), dan frasa yang sama juga ditemukan dalam
versi New World Translation,23 versi Holy Bible from the
Ancient Eastern Text,24 Revised Standard
Version,25 dan edisi bahasa Arab.
Ketiga versi yang terakhir ini mengganti `bahasa Aram' dengan `bahasa Suriah',
tapi tak satu pun menganggap yang lain sebagai bahasa Ibrani.26
2 Raja-raja 18:26 dan 2 Tawarikh 32:18 mencatat rentetan kejadian yang sama dan
menggabungkan ekspresi yang sama. Dalam bab yang lain dari Yesaya kita
membaca:
Pada waktu itu bahasa Kanaan akan dipakai dalam lima kota Mesir, dan
mereka akan mengangkat sumpah demi Tuhan para penjamu mereka; salah satu kota
itu akan dinamakan "Kota Kehancuran".27
Terjemahan-terjemahan di atas secara
sepakat menyetujui kesimpulan ini; jika bahasa Ibrani telah ditemukan pada waktu
itu, tentu saja PL akan memberikan kesaksian tentang hal itu, dan bukannya malah
membuat istilah atau susunan kata-kata (wordings) yang kabur tentang
`bahasa orang-orang Yahudi' (Jews' language) atau bahasa Kanaan
(language of Canaan).28 Dengan kenyataan bahwa teks
secara generik merujuk pada bahasa Kanaan-yang secara simpel bisa dikatakan
berbahasa Kanaan-kita dapat menyimpulkan bahwa
bangsa
Israel tidak mempunyai sebuah bahasa yang khusus pada waktu terpecahnya
Kerajaan menjadi Israel dan Tehuda.
Sebetulnya kata-kata `bahasa Ibrani' memang benar-benar ada,
tapi ia mendahului bangsa Israel, dan tidak merujuk pada sesuatu yang
berhubungan secara jauh dengan Yahudi. Kata-kata `ibri (Habiru) dan
`ibrani (Hebrew) telah lama dipakai bahkan sebelum 2000 S.M. dan merujuk
pada sebuah grup dari suku-suku Arab di daerah-daerah bagian utara Jazirah
Arabia, di padang pasir Suriah. Sebutan itu menyebar ke suku-suku Arab yang lain
di daerah itu hingga menjadi sinonim dengan `son of the desert' (anak padang
pasir). Teks-teks Cuneiform dan Fir'aunis semenjak sebelum bangsa Israel
pun menggunakan kata-kata seperti `ibri, Habiri, Habiru, Khabiru, dan
`abiru. Dalam hal ini istilah `ibrani, seperti dianggap berasal dari
Abraham dalam Bibel, berarti seorang anggota dari `abiru (atau suku-suku Arab
nomad), yang dia sendiri merupakan salah satu anggotanya. Frase `ibrit,
yang menunjukkan orang-orang Yahudi, diciptakan belakangan oleh para rabi di
Palestina.29
ii. Tulisan Yahudi Periode Awal: Bahasa Kanaan dan
Asyur
Tulisan Yahudi masa pra-pengasingan adalah berbahasa Kanaan.30
Tatkala bahasa Aram menjadi bahasa dominan kawasan Timur Dekat kuno,
orangorang Yahudi mengadopsi bahasa ini dan segera mengambil tulisannya
jugayang saat itu dikenal sebagai bahasa Asyur.31
`Tulisan Asyur'
atau
ini disebut demikian
karena asalnya merupakan bentuk Aram dari `Tulisan berbahasa Funisia' yang telah
jamak digunakan...sejak abad ke-8 S.M. dan dibawa kembali orangorang Yahudi
pulang dari Pengasingan. Square script (tulisan persegi)
adalah berasal dari bentuk
alfabet ini.32



Tulisan persegi ini secara formal tidak dianggap sebagai
tulisan Ibrani hingga terjadi karya-karya Bin Sira dan Josephus pada abad
pertama Masehi, dan di dalam Mishna dan Talmud,33 yang
kesemuanya merupakan perkembangan-perkembangan yang terjadi sangat belakangan.
Jadi, aslinya ditulis dalam bahasa apakah
PL itu? Dari informasi di atas kita lihat ada sebuah proses evolusi penulisan:
bahasa Kanaan, Aram (Asyur), dan akhirnya square, yang kemudian belakangan
dianggap sebagai bahasa Ibrani. Kita bisa menyimpulkan bahwa, menjelang
kepulangan mereka dari Pengasingan Bibel pada tahun 538 S.M., orang-orang Yahudi
tidak mempunyai alat komunikasi tertulis apa pun yang secara khas milik mereka
sendiri. Menariknya Wurthwein menggabungkan alphabet Kanaan ini seraya
menegaskan, "Ini adalah tulisan Funisia-Ibrani kuno, pendahulu setnua
alfabet yang terdahulu maupun kini."34
iii. Sumber-Sumber Taurat
a) Sumber-Sumber yang Berasal dari Yahudi
Sebagaimana merupakan kebiasaan untuk
mencari pengaruh dari sumber-sumber yang tersembunyi dalam Al-Qur'an (suatu
topik yang akan kami bicarakan kemudian),35 para sarjana
Barat di masa lalu telah sibuk mencari sumber-sumber Taurat. Julius Welhausen
(1844-1918) menjelaskan empat asal yang utama: J (narasi Profetik Yahwistik, ±
850 S.M.); E (narasi Profetik Elohistik, ± 750 S.M.); D (Deuteronomy dan
catatan-catatan Deuteronomik di lain tempat, ± 600 S.M.); dan P (the Priestly
Code, Kode Imam, terpresentasikan secara khusus dalam Imamat dan dalam
pembaruan-pembaruan di lain tempat, ± 400 S.M.).36 Sumber-sumber
yang lain juga sudah ditemukan, dan kesemuanya menurut dugaan berasal
Yahudi.
b) Sumber-Sumber yang Berasa] Non- Yahudi
Bagaimana pun, dilemma terbesar yang kita
hadapi adalah ditemukannya tulisan-tulisan/karya-karya serupa di dalam
sumber-sumber non-Yahudi-yang sebagiannya mendahului PL tidak kurang dari lima
abad sebelumnya. Menurut Keluaran 20, Tuhan secara verbal memproklamasikan
Sepuluh Perintah (the Ten Commandments) dan menuliskannya di atas dua lempengan
batu, dan menyerahkannya kepada Musa di Gunung Sinai.
Kumpulan tulisan-tulisan yang sangat serupa adalah, tentu saja, Kode
Hammurabi (the Code of Hammurabi) ... (tertanggal kurang lebih pada tahun 1700
S.M.). Yang begitu mencolok adalah kesamaan yang terdapat pada
pernyataan-pernyataan awal yang menunjukkan bahwa Kode Perjanjian (the Covenant
Code) diambil atau dipinjam dari hukum Hammurabi. Sekarang bisa dipahami bahwa
kedua kode berasal dari sebuah latar-belakang legislasi yang sama yang tersebar
luas. Meskipun kode Ibrani ini tanggalnya lebih belakangan, dalam hal-hal
tertentu kode ini dalam karakternya lebih simpel dan primitif daripada kode
Hammurabi...37
Contoh lain yang mengundang penasaran
adalah yang bersumber dari tulisan-tulisan yang ditemukan di Ras Syamra, kini di
Suriah. Majalah Geografi Nasional mengutip:
Bahkan Adam dan Hawa disebut dalam teks-teks Ras Syamra. Mereka hidup di
sebuah taman yang indah sekali di Timur, alamat yang sedikit kabur, yang,
bagaimana pun, cocok dengan yang disebutkan dalam Bibel... Dalam suatu cerita
yang ditulis oleh pengarang Ugarit, Adam merupakan pendiri sebuah bangsa, Semit
Kanaan, yang barangkali salah satu syekh atau raja tertua, dan oleh karena itu
rupanya ia adalah seorang tokoh historis.38
Catatan-catatan ini, menurut pengarang
ini, bertarikh dari abad ke-14 atau ke-15 S.M., dan oleh karenanya mendahului
Musa paling tidak satu abad.
1. Jacob Neusner, The Way of Torah, hlm. 81.
Bagi Neusner, ini adalah mitos sentral yang Terlandasi Judaisme klasik. Namun
mitos tak harus berarti sesuatu yang tak benar; dia mengutip definisinya Streng,
bahwa mitos adalah "struktur realitas yang pokok yang menjelma pada momen-momen
tertentu yang diingat-ingat dan diulang-ulang dari generasi ke generasi."
[Ibid, hlm. 42].
2. Dennis Fischman, Political Discourse in Exile,
Karl Marx and the Jewish Question, hIm. 77, mengutip Susan Handelman The
Slayers of Moses the Emergence of Rabbinic Interpretation in Modern
Literary Theory, Albany State University of New York Press, 1982, hlm 67,
yang mengutip Bereishit Rabbah 1:1
3. Dictionary of the Bible, hlm 972 Untuk
definisi Masorah Lihat buku ini hlm 266
4. Ulangan 31 9-12
5. Ibid., 31: 24-29.
6. A. Demsky, "Who Returned First: Ezra or Nehemiah",
Bible Review, vl. xii, no. 2, April 1966, hlm. 33.
7. Untuk kisah Bathsheba lihat 2 Samuel 11.
8. G A Anderson,Torah Before Sinai - The Do's and
Don'ts Before the Ten Commandments", Bible Review. vol xii no 3, June
1996, hlm 43
9. Lihat 1 Samuel 6:19
10. 2 Raja-raja 23:2-10.
11. Dictionary of the Bible, hlm.
954.
12. C'.H. Dood, The Bible To-day, Cambridge
University Press, 1952, hlm 13
13. H H. Rowley, The OT and Modern Study, Oxford
University Press, 1901. him xxvii
14. C.H. Dodd, The Bible Today, hlm. 59-60.
15. H. Shanks, "Is This Man a Biblical Archaeologist?",
Biblical Archaeology Review, July/ August 1996, vol. 22, no. 4, hlm.
35.
16. H. Shanks, "New Orleans Gumbo Plenty of Spice at
Annual Meeting", Biblical Archaeology Review, March/April 1997, vol 2l,
no 2, hlm 58
17. Ibid., hlm 58
18. Orang-orang Muslim tidak bisa mclakukan sinismc
seperti itu; mereka harus mempercayai eksistensi Daud dan Sulaiman, hegitu juga
Taurat (sebagaimana yang diwahyukan kepada Musa yang sisa-sisa ajarannya nungkin
ditemukan dalam beberapa kitab PL).
19. Isra'il Wilfinson, Tarikh al-Lughat as-Samiyyah
(History of Semitic Language), Dar alQalam, Beirut, Lebanon, P.O Box
3874, ND, hlm. 54. Selanjutnya ditulis Wilfinson.
22 Wilfinson, hlm 91
23. New World Translation of the Holy
Scriptures, Watchtower Bible and Track Society of New York, Inc.,
1984.
24. Terjemahannya George M. Lamsa dari Peshitta yang
berbahasa Aram, Harper, San Francisco.
25. Thomas Nelson & Sons, 1952.
26. Bibel versi Revised Standard menggunakan
'bahasa Yehuda'.
27. KJV Yesaya 19:18.
28. Dari koleksi Bibel yang saya miliki hanya
CEV yang secara eksplisit menulis 'bahasa Ibrani' dalam Yesaya 19:18,
Yesaya 36:11-13, 2 Raja-raja 18:26, dan 2 Tawarikh 32:18 Namun akurasi versi ini
sangat mencurigakan, sementara versi-versi yang lain mengikuti jauh lebih dekat
dengan teks aslinya Lihat buku ini hlm 327-8.
29. Wilfinson, him. 73-79.
30. Wilfinson, hlm. 91.
31. Ernst Wurthwein, The Text of the Old
Testament, Edisi ke-2, William B. Eerdmans Publishing Company. Grand Rapids,
Michigan, 1995, hlm. I-2. Selanjutnya ditulis Wurthwein.
34. Wurthwein, hlm. 2. Cetakan miring dari penulis.
Masih terdapat suatu pembelokan lain yang mengganjal dalam sejarah pemalsuan
ini. Sekarang di Wadi el-Hol di Mesir, dekat Luxor, sebuah `inskripsi Semitik'
tertanggal antara 1900 dan 1800 S.M. telah ditemukan oleh Dr. Damells dan
istrinya Deborah. Direktur The West Semitic Research Project pada Universitas
California, Dr. Zuckermann, telah melakukan perjalanan ke tempat penemuan untuk
mengambil detail gambargambar inskripsi itu [J.N. Wilford, "Penemuan
Inskripsi-inskripsi Mesir Menunjukkan Tarikh Lebih Awal bagi Asal Mula Alfabet,"
The New York Times, Nov. 13, 1999]. OIeh karena kata-kata Semitik dan
anti-Semitik sekarang ini dicadangkan secara eksklusif untuk orang-orang Yahudi
(ketimbang bangsa Arab atau Aram), maka tampaknya prestasi menciptakan alphabet
secara gradual bisu dicuri dari bangsa Funisia dan diberikan kepada
pendahulu-penduhulu bangsa Yahudi
35. Lihat Bab 18.
36. Dictionary of the Bible, hlm 104.
37 Ibid., him. 569; cetakan miring dari penulis. Buku
Perjanjian atau Kode Perjanjian secara kasarnya adalah Keluaran 211:22-23:19
[ibid., 568], Fredrick Delitzsch, pendiri kajian Assyriologi, dalam
karya-karyanya Babel and Bible dan Die Grosse Tauschung telah membuktikan bahwa
sumber-sumber keyakinan, agama dan masyarakat Israel sebagian besarya berasal
dari sumber-sumber Babilonia. [ Lihat S Bunimovitz,, "How Mute stones
Speak: Interpreting What We Dig Up", Biblical Archaeology Review,
March/April 1995, vol 21, no. 2, hlm. 61 ]
38. C F A Schaeffer, "Secrets from
Syrian Hills", The National Geographic Magazine, vol Ixiv, no 1, July
1933, hlm 125-6
|
0 komentar:
Posting Komentar